Oleh-Oleh dariNegeri Tirai Bambu :

Bagikan

Desa Cuilingxi, Wali, Yangjiabu dan Nanshan

Selain mengunjungi Taman pertanian modern Jidu, peserta benchmarking juga berkesempatanmelihatlangsungaktivitaspertanian dan kehidupanmasyarakatdesaCuilingxi, Wali, Yangjiabu dan Nanshan. Desa-desainimenampilkankonsepketahanansosialekonomidesa modern, dimanawargamemilikiaksesterhadapfasilitaspublik yang lengkapsepertipusatinovasipertanian, balaibudaya dan layananpendidikansertakesehatan. Pemerintahdesamengelolalahankolektifdengan system bagihasil dan digitalisasi asset. Seperti Desa Cuilingxi yang memiliki area penanamansayuranseluas 100 hektardengan 360 rumahtanamandengankomoditasutamanyatomat dan melon. Penanamankomoditiiniberdasarkan system pesanandarikonsumenataupedagangsesuaipermintaan pasar.  Koperasi yang melakukantransaksiataspesanantersebut dan petanimenanamataspermintaankoperasidenganjaminanharga minimum pembelian. Dengan model pembeliandenganharga minimum yang dijaminkoperasiinitidakhanyamenjaminkelancaranpenjualan dan stabilitaspendapatan, tetapi juga memberikanjaminankepastianbagianggotakoperasiuntukmenigkatkankesejahteraan. Dengandemikiankeberadaankoperasitidakhanyamengatasikesulitanmenjualhasilpanen, tetapi juga memastikantransaksitunai yang menghematwaktu, tenaga dan lebihaman. Koperasiberfokus pada dua strategi; secara internal mengembangkankeanggotaanwargadesa dan melindungihak-hakmereka, dan secaraeksternalmengejarbisniseskporsayuran dan buahdenganmembangunhubunganpembelian dan penjualanlangsung. 

Sedangkan Desa Wali mengacu pada lokasi, topografi dan iklimsetempatmerancang tata letak yang terintegrasiantarapertanian organik, peternakan ekologis, sistem biogas dan pengelolahanpupukorganik disekitarpemukiman. Juga mendirikanasosiasikoperasibudidayatanaman  dan membangun kawasan integrasitanaman ternak berkelanjutan. Saat ini, 36 produkbuah/sayuran dan tepunggandumdari Desa Wali telahmemperoleh sertifikasi organik, dengan produksi tahunan mencapai 6.000 ton buah/sayuranorganik, 480 ton telur non-antibiotik, dan 600 ton susu segar organik. Selain itu, merekamengembangkanlebihdari 10 produkpupukorganikmikrobatermasukcairanlahan, pupukorganiklarut air, dan agenperbaikantanah. Produksipupukorganikmikrobamencapai 10.000 ton/tahun, memasokkebutuhanproduksiorganikkawasan dan desasekitarnya.  Desa wali juga menerapkan platform daring untukmanajemendesa, dimanasetiappendapatan dan pengeluarandesadapatdiaksespublik. Transparansimenjadibudaya, bukansekedarkewajibanadministratif.

Berikutnya, Desa Yangjiabuyang terletak di Distrik Hanting, Kota Weifang, Provinsi Shandong. Desa inimerupakan salah satudaritigapusatproduksiutamalukisantahunancetakbalokkayu rakyat di Tiongkok, dengansejarah yang telahberlangsunglebihdari 600 tahun. Pada tahun 2006, senibudayainiterdaftarsebagai salah satuproyekperwakilanpertamaWarisanBudayaNonbendawi Nasional di Tiongkok, mengukuhkanstatusnyasebagaiwarisanbudaya yang takternilai. Desa ini juga terkenalsebagaitempatkelahiranlayang-layangTiongkok. Di DesaYangjiabudapatdisaksikanperpaduanmenarikantaratradisi dan ekonomikreatif yang kemudiandikemasmenjadiindustriwisatayang dapatmenghidupimasyarakatdesa.

Sementaraitu, Desa Nanshan di Provinsi Shandong memberikanpelajaranluarbiasatentangperankepemimpinanlokal. Desa iniawalnya miskin, gersang, dan tertinggal. Namunlewatkepemimpinandesa yang visioner dan kolaboratif, Nanshan berubahmenjadidesakorporasi, denganberbagaisektorusahamulaidari aluminium, pariwisata, hinggapendidikan.Kepaladesa di Nanshan adalahfigurtransformasional. Dimana sosokbeliaumembangunkepercayaanwarga, mengelolaasetdesasecaraprofesional, dan memastikanbahwakeuntunganperusahaankembalikemasyarakatmelalui dana sosial, pendidikan, dan pembangunaninfrastruktur. Saat ini Nanshan telahmenjelmamenjadisemacam Kawasan Ekonomi Khusus yang lengkapantaraaktivitasekonomi, layanandasarpendidikan, kesehatan dan ruangsosial.

Pembelajarandari benchmarking untuk Desa di Indonesia

Bacaan Lainnya

Dari seluruhrangkaian benchmarking yang dilakukanini, adabeberapa yang dapatdiidentifikasi yang menopangkeberhasilanpembangunanpertanian dan perdesaan di Tiongkok. Pertama, adanyakonsistensikebijakannasional yang menempatkanpembangunandesasebagaibagiandari strategi pembangunanjangkapanjang. Kedua, mendorongkelembagaanpemerintahandesa yang profesionaldenganmeletakkandesasebagaientitasekonomidengan tata kelola yang transparan. Ketiga, mengintegrasikanilmupengetahuan dan teknologidariekosistempertanian dan pembangunandesa. Keempat, membangunkemitraan yang inklusifantara negara, korporasi dan komunitasuntukmemastikankeberlanjutanekonomidesa. Dan yang kelima, kepemimpinanlokal yang melayani dan berorientasi masa depan. Desa majukarenapemimpinnya punya arah, jujur, dan bisa membangunkepercayaanmasyarakat. Pemimpindesabukansekadar administrator, tetapiagenperubahansosial.

IndonesiamemilikikesamaankarakteragrarisdenganTiongkok, namunkeragamansosial dan kelembagaan yang lebihkompleks. Kondisi di Tiongkokmemangtidaksertamerta bisa ditirusecaralangsung, namundemikiandapatdiadaptasi dan disesuakandengankarakter Indonesia. Seperti, perlunyapenetapan agenda pembangunandesajangkapanjang yang diikutipenguatanarahkebijakan dana desa yang selarasdengan agenda pembangunantersebut. TransformasiBUMDes dan koperasimenjadilembagaekonomiproduktif yang mengelolarantainilaiberbasispotensilokal. Perlunyapenguatankolaburasiriset dan pendampinganantaraperguruantinggi dan desadenganmenempatkandesasebagai basisrisetterapanuntukmendorongpemanfaatanteknologitepat guna. Pengembanganpertanian modern denganmemanfaatkanteknologi digital di Kawasan yang potensialdengandukunganinfrastruktur yang memadai dan pelatihanbagi para petanimuda. Hal iniperludibarengipenguatankepemimpinankepaladesadengankompetensisebagaipublic entrepreneur yang dapatmenggerakkansumberdayadesasecarainovatif. Dan yang terakhir, pelestarianbudayalokalsebagaikekuatanekonomikreatifdesa.

Adaptasiinimenuntutkeberaniandalamdesainkebijakanpembangunandesa, di mana desatidaklagiditempatkansebagaiobjek program, tetapisebagaisubjekpembangunannasional. Pemerintahperlumenataulangmekanismekoordinasidan dukunganteknis agar pembangunandesamemilikiarahstrategis yang berkelanjutan.ApabilapelajarandariTiongkokdapatdiadaptasidenganmemperhatikankontekssosial Indonesia, makadesatidakhanyaakanmenjadipenerimakebijakan, tetapi juga penggerakutamamenujukemandirianbangsa.

***

*) Staf Ahli Menteri Desa dan Pembangunan Daerah tertinggalBidangHubungan Antar Lembaga

Pos terkait