Dalam konteks kebijakan nasional, pendekatan serupa mungkin dapat dikembangkan melalui kemitraan strategis antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), Koperasi dan sektor swasta lokall ainnya dengan berbasis rantai nilai (value chain integration). Dengandemikianketerhubungan dan kemitraan antara swasta atau perusahaan besar dengan petani lokal melalui BUM Desa taukoperasi saling menguatkan dan menguntungkan. Dimana Perusahaan besar mendapatkan kepastian pasokankomodite yang dibutuhkan, dan petani mendapatkan kepastianofftaker atas hasil produksinya yangsekaligus dibarengi adanya pembinaan dan transfer teknologi.
Sinergi Riset Kampus dan Lapangan : Science and Technology Courtyard
Kami juga berkunjungkeScience and Technology CourtyardXifangezhuangyaknisuatulembaga yang dibentuk oleh pemerintahTiongkokdalammembangunsinerginyataantaralembaga Pendidikan tinggi, lembagariset dan masyarakatdesa. Model inimemfasilitasi para ilmuwan dan mahasiswa dibawahbimbingandosenuntuktinggal dan bersamamasyarakatdesa, melakukanpenelitianterapan, sekaligusmenjadipendampingteknisbagipetani. Pendekataninimerepresentasikankonsepknowledge based rural development, dimanapengetahuantidakberhenti di ruangakademik, tetapiditerapkansecaralangsung di lapangan. Bahkanmunculnya problem yang dihadapipetanimenjadi input dan risetbagimahasiswa dan ilmuwan dan hasilnyasebagaisolusi yang akandiimplementasikankembali oleh aparapetani. Dengandemikian, ilmupengetahuanmenjadibagiandariekosistemsosialdesa dan berperanmempercepatinovasiteknologipertanian. Kelembagaaninimendapatkandukunganpemerintahdaerahberupapenyediaangedung dan sarananya, Perguruantinggimenempatkanmahasiswa dan para dosensertapenelitinya, dan berinteraksilangsungdenganpetani.
Dalam konteks Indonesia, model inidapatdiadaptasimelaluikemitraan universitas dengandesa (University Community Engagement) yang difasiltasipemerintah dan pemerintahdaerah. Misalnyadenganmemanfaatkan Balai PenyuluhPertanian (BPP) yang dibangun dan berada di wilayah Kecamatan atau Kabapaten. Selain sebagai ruang para penyuluh menyampaikan informasi, penyuluhan dan pembimbingan oleh petugas pertanian, dapat juga diintegrasikan sebagai ruang riset atas kebutuhan dan permasalahansertapengembangan yang dihadapipetani. BPP merupakan ruang bertemunya antara petugas pemerintah, petani dan risetperguruantinggiberbasiskebutuhanlokal. Skema ini sejalan dengan mandat tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat berbasis aplikatif. Dengan pendekatan ini, teknologi pertanian tidak lagi bersifat top down,melainkan tumbuh dari interaksi langsung antara akdemisi, pemerintah daerah dan masyarakat desa.
Desa Shixia : Ekonomi Kreatif dan Pariwisata Desa
Desa Shixia di DistrikYanqing, adalahdesa yang diyakinimemilikiakarsejarahsejak Dinasti Ming (1368-1644), yang dkelilingipegunungan dan menjadi salah satujalurpentingTembok Besar di sisiutarabagianJuyongguan. Desa Shixiamerupakandesawisataberbasiswarisanbudaya dan potensialam, denganmemanfaatkanTembok Besar (Great Wall) sebagaidayatarikutama. Dengandukunganpemerintah, masyarakatdesamemanfaatkankeunikanbangunanrumahtradisionalmenjadihomestay atauguesthouse. Bentuktardisionalnyamasihtetapdipertahankannamunfasilitasdisesuaikandengankebutuhan dan standar modern. Pengunjung yang melancongkesiniselain bisa menikmati “Tembok Besar” juga bisa menikmatiinteraksidenganaktivitasmasyarakatsetempatsambilmenikmatikuliner kas lokal, dan sajianbudayasetempat. Desa inimampumenghadirkanekonomikreatifberbasispotensilokal dan dapatmenjadisumberpertumbuhanekonomidesa. Di bawahpembinaanpemerintahdaerah, desainiberhasilmengintegrasikansektorpariwisata, budaya dan pertaniandalamsatuekosistemusahaberbasiskomunitas. Pemerintahdaerahberperansebagaifasilitator yang menyediakaninfrastruktur dan regulasi, sementaramasyarakatdesamenjadipelakuutamadalampengelolaanwisata dan ekonomikrreatif.
Pengembanganpariwisata di Shixiamenitikberatkan pada warisanTembok Besar sebagaidayatarikutama. Ini menunjukkanbagaimanadesa bisa memanfaatkanidentitashistoris dan budaya loka luntuk menarik wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal. Pendekatan ini sejalan dengan konsependogenous development, yakni pembangunan yang bertumpu pada sumber daya lokal. Desa Shixia menunjukkan bahwa pembangunan desa tidak harus selalu berbasis pertanian semata, tetapi dapat memanfaatkan kekuatan sosial-budaya sebagai sumber nilai ekonomi baru.Pariwisata diletakkan sebagai pelengkap pengembangan ekonomil okal, bukan pengganti, sehingga aktivitas masyarakat desa selain pertanian, juga mengembangkan bisnis homestay, kerajinan, dan event budaya.
Taman Pertanian Modern Jidu dan KonsepCommon Prosperity
Dari Bejing benchmarking dilanjutkankeProvinsi Shandong dengantujuanpertamake Kawasan pertanian modern Jidu yang menjadi model penerapankonsep “Common Prosperity” ataukemakmuranbersama yang merupakan agenda nasionalpemerintahanPresiden Xi Jinping. Di Kawasan inipertaniandikembangkansecaraterintegrasidenganpeternakan, pengolahanhasil dan pariwisataedukatif. Sistemmanajemen Kawasan dikelolasecaraprofesional, dimanakeuntunganusahadibagikansecaraproporsionalantarakoperasi, pemerintahdesa dan masyarakat. Model inimenunjukkankeberhasilanTiongkokdalammenghubungkanproduktivitasekonomidengankeadilansosial. Desa tidakhanyamenjadipenghasilbahanbaku, tetapi juga pelakuaktifdalamrantai industry pertanian. Dari praktekkebijakaninidapatdijadikanpembelajaranuntuk Indonesia dalammemperkuatperanBUMDesataukoperasi agar tidakhanyaberperansebagai unit usahakecilataukelembagaanekonomilokal, tetapidapatdiperankansebagaibagianlembagaiekonomi yang mengelolarantainilaisecarakomprehensifsekaligusmenghubungkanantarapetanisebagaiprodusendenganpihakluarsepertikorporasi yang lebihbesarataupun pasar yang menjaminkestabilanharga dan kebutuhan pasar.



