Benteng Duurstede: Warisan Sejarah Abad ke-17 di Saparua, Maluku

Bagikan

TopBabel.com – Benteng Duurstede adalah salah satu peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda yang terletak di Pulau Saparua, Maluku. Benteng ini dibangun pada abad ke-17 dengan tujuan melindungi Desa Saparoea, yang pada saat itu menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah di wilayah timur Nusantara. Dengan lokasinya yang strategis, Benteng Duurstede memainkan peran penting dalam mempertahankan kekuasaan kolonial Belanda di wilayah Maluku.

Benteng ini dibangun pada tahun 1676 oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) sebagai upaya untuk mengamankan jalur perdagangan cengkeh dan pala di Maluku. Letaknya yang berada di pesisir menjadikan benteng ini titik pertahanan strategis sekaligus pusat administrasi VOC di Pulau Saparua.

Benteng Duurstede awalnya didirikan untuk melindungi kepentingan Belanda dari serangan bajak laut dan ancaman dari kerajaan-kerajaan lokal yang tidak sepakat dengan monopoli perdagangan VOC. Benteng ini juga digunakan sebagai tempat pengawasan terhadap masyarakat lokal agar mereka tetap tunduk pada aturan yang ditetapkan Belanda.

Benteng ini menjadi saksi sejarah penting dalam Perang Pattimura pada tahun 1817. Kapten Pattimura, bersama para pejuang Maluku, berhasil merebut benteng ini dalam perlawanan heroik melawan penjajahan Belanda. Keberhasilan tersebut tidak hanya menjadi tonggak perjuangan rakyat Maluku, tetapi juga simbol perlawanan terhadap kolonialisme di Indonesia.

Benteng Duurstede dibangun dengan desain khas arsitektur kolonial Eropa abad ke-17. Dindingnya terbuat dari batu karang yang diperkuat dengan campuran kapur, sehingga mampu bertahan dari serangan senjata dan cuaca tropis. Benteng ini berbentuk segi empat dengan tiga bastion atau menara pengawas di sudut-sudutnya. Setiap bastion dilengkapi dengan meriam yang menghadap langsung ke laut.

Di dalam benteng, terdapat beberapa ruangan yang dulunya berfungsi sebagai barak prajurit, gudang amunisi, dan tempat penyimpanan logistik. Selain itu, terdapat pula ruang komando yang digunakan oleh pemimpin militer Belanda untuk merancang strategi pertahanan. Benteng ini juga memiliki sebuah gerbang utama yang menghadap ke laut, mencerminkan fungsi utama benteng sebagai pertahanan pesisir.