TopBabel.com – Pada masa penjajahan Belanda, pendidikan bagi komunitas Tionghoa difasilitasi melalui pendirian Hollandsche Chineesche School (HCS) pada tahun 1917. Sekolah ini menjadi bagian penting dalam pendidikan bagi masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda, dengan kurikulum yang disesuaikan untuk mendukung bahasa dan budaya Tionghoa.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih berbagai lembaga pendidikan peninggalan Belanda, termasuk HCS. Sekolah ini kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Sejumlah kepala sekolah tercatat pernah memimpin sekolah ini pada masa-masa awal kemerdekaan, di antaranya adalah Abdul Somad, Ong Soei Tjoen, Jap Koen Koei, Tjan Hok Sen, dan Abdul Muis.
Pada tahun 1984, sekolah ini secara resmi dikembangkan menjadi SMP Negeri 1 Pangkalpinang dan terus beroperasi hingga kini di Jalan Mayor Haji Muhidin, Kota Pangkalpinang. Perkembangan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyediakan pendidikan menengah yang berkualitas bagi generasi muda di Pangkalpinang. Hingga saat ini, SMP Negeri 1 Pangkalpinang tetap menjadi sekolah yang diakui dalam kualitas pendidikan dan berperan penting dalam sejarah pendidikan di wilayah tersebut. (*)