Tanggapan Sekda Pangkalpinang Mie Go Terkait Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Bagikan

Sekda Pangkalpinang Mie Go

TopBabel.com – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Mie Go, memberikan tanggapan terkait kondisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi daerah seusai menghadiri Rilis dan Press Conference Berita Resmi Statistik (BRS) oleh BPS Pangkalpinang pada Selasa, 8 April 2025.

Dalam pernyataannya, Mie Go menyoroti pentingnya sektor jasa dan perdagangan sebagai tulang punggung ekonomi Pangkalpinang, khususnya di tengah kebijakan efisiensi anggaran Pemkot. Ia menyebutkan bahwa efisiensi tersebut berdampak pada penurunan tingkat hunian hotel, akibat pengurangan kegiatan pemerintahan di hotel menyusul kebijakan pemangkasan 50% perjalanan dinas (SPPD) berdasarkan Inpres 1 Tahun 2025.

“Tadi kita bahas tentang tingkat hunian hotel yang memang dipengaruhi oleh efisiensi kegiatan pemerintah. Oleh karena itu, kami berupaya mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui sektor jasa dan perdagangan, dengan menarik wisatawan dan tamu lewat penyelenggaraan berbagai event nasional maupun kalender wisata tahunan,” ujar Mie Go.

Meski demikian, Sekda menegaskan belum ada laporan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perhotelan, dan Pemkot tetap menunggu data resmi dari BPS. Ia juga menyoroti pentingnya promosi event budaya seperti perayaan Cheng Beng sebagai daya tarik wisata, yang berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kami harap tidak ada PHK, kecuali bagi pegawai yang memang sudah mendekati masa pensiun di usia 58 tahun ke atas. Karena jika kesejahteraan pegawai terganggu, maka akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat,” pungkasnya.

Terkait fiskal, Sekda mengungkapkan adanya defisit APBD sebesar Rp58 miliar yang dipicu oleh kekurangan anggaran rutin serta kebutuhan tambahan untuk Pilkada ulang senilai Rp25 miliar. Untuk menekan defisit, Pemkot telah melakukan efisiensi belanja hingga Rp38 miliar, namun masih terdapat kekurangan anggaran sekitar Rp18 hingga Rp20 miliar.

“Total defisit menjadi Rp58 miliar. Upaya efisiensi pun kami lakukan dengan memangkas belanja modal dan barang jasa, termasuk perjalanan dinas. Dari belanja yang sudah direfocusing, sekitar Rp38 miliar berhasil dihemat. Tapi masih ada kekurangan sekitar Rp18 hingga Rp20 miliar yang harus kami cari,” ungkapnya.

Mie Go juga menekankan bahwa Pemkot berkomitmen menjaga belanja pegawai, terutama bagi PHL dan tenaga pendidikan, guna mempertahankan daya beli masyarakat. PHK diharapkan tidak terjadi, kecuali bagi pegawai yang telah mendekati usia pensiun. (*)