PENGUATAN KETAHANAN PANGAN DAERAH MELALUI HILIRISASI PERTANIANSTUDI INOVASI PEMPEK UBI DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Bagikan

Selain itu, Pempek Ubi memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan
daerah melalui branding kuliner khas Bangka Belitung. Dengan penonjolan identitas daerah pada
kemasan, cerita produk, dan strategi pemasaran, Pempek Ubi dapat menjadi ikon baru kuliner
lokal. Produk kuliner khas yang berbasis pada komoditas pertanian lokal biasanya memiliki daya
tarik kuat bagi wisatawan. Hal ini dapat dimaksimalkan dengan menggandeng pelaku pariwisata
dan UMKM untuk memperluas jaringan pemasaran. Jika dikembangkan secara konsisten,
Pempek Ubi dapat menjadi bagian dari penguatan daya tarik wisata kuliner daerah. Pada
akhirnya, hal ini berpotensi menciptakan rantai ekonomi baru yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Dari sisi keberlanjutan dan ketahanan pangan, Pempek Ubi juga memiliki prospek yang
menjanjikan. Ubi merupakan tanaman yang mudah tumbuh, tidak membutuhkan perawatan
intensif, dan tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan. Keunggulan ini menjadikan ubi
sebagai komoditas strategis untuk mendukung ketahanan pangan di masa depan. Dengan
memanfaatkannya dalam produk seperti pempek, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan
pada bahan baku yang fluktuatif seperti ikan premium dan tepung tapioka impor. Selain itu,
pemanfaatan ikan sardencis sebagai sumber protein juga mendukung diversifikasi sumber
pangan masyarakat. Secara keseluruhan, pengembangan Pempek Ubi dapat mendukung
pembangunan pangan yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Pempek Ubi merupakan salah satu bentuk inovasi pangan yang muncul dari pemanfaatan
bahan baku lokal yang melimpah, yaitu ubi, yang kemudian diolah menjadi produk makanan
khas yang familiar bagi masyarakat Bangka Belitung. Ubi dipilih karena sifatnya yang mudah
dibudidayakan, tahan terhadap perubahan cuaca, dan mampu menghasilkan produksi tinggi
meskipun dengan perawatan sederhana. Potensi ubi di daerah ini sering kali tidak dimaksimalkan
dan hanya dijual dalam bentuk mentah dengan harga rendah, sehingga inovasi ini memberikan
nilai tambah signifikan. Dengan mengolah ubi menjadi pempek, masyarakat dapat menciptakan
produk pangan yang tidak hanya memiliki cita rasa unik, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi.
Inovasi ini menunjukkan bahwa komoditas lokal dapat dimaksimalkan menjadi produk siap konsumsi yang memiliki daya tarik pasar. Pempek Ubi menjadi contoh konkret dari bagaimana
bahan sederhana dapat diproses menjadi makanan khas yang berkualitas.

Secara bentuk fisik, Pempek Ubi hampir tidak berbeda dengan pempek tradisional yang
berbahan dasar ikan dan tepung tapioka. Bentuk, ukuran, dan teknik masaknya tetap sama
sehingga konsumen tetap merasa familiar dengan produk yang ditawarkan. Perbedaan utama
terletak pada bahan baku yang digunakan, yaitu ubi yang telah dikukus dan dihancurkan hingga
halus lalu dicampurkan dengan ikan sardencis yang murah namun mengandung protein yang
cukup. Campuran ini menciptakan tekstur yang lebih lembut dan rasa yang lebih ringan, berbeda
dengan pempek tenggiri yang memiliki aroma ikan yang kuat. Tetap mempertahankan bentuk
tradisional ini penting agar konsumen tidak merasa asing dan lebih mudah menerima inovasi
baru ini. Dengan pendekatan ini, inovasi Pempek Ubi menjadi lebih mudah diterima sebagai
bagian dari diversifikasi kuliner lokal. Hal ini membuktikan bahwa perubahan komposisi tidak
selalu harus mengubah identitas visual produk.

Dari segi cita rasa, Pempek Ubi menawarkan pengalaman kuliner yang berbeda namun
tetap nyaman di lidah masyarakat lokal. Rasa manis alami dari ubi berpadu dengan gurihnya ikan
sardencis menghasilkan karakter baru yang tidak ditemukan pada pempek tradisional. Rasa unik
ini dapat menjadi keunggulan tersendiri, terutama bagi konsumen yang ingin mencoba varian
pempek dengan cita rasa yang lebih ringan. Selain itu, tepung tapioka yang biasanya menjadi
bahan utama kini digantikan sebagian atau seluruhnya oleh ubi, sehingga menghasilkan tekstur
yang lebih empuk dan lembut. Rasa unik tersebut menjadikan Pempek Ubi sebagai alternatif
baru yang potensial untuk dipromosikan sebagai kuliner khas daerah. Inovasi cita rasa ini juga
membuka peluang ekspansi pasar ke konsumen yang menyukai makanan berbahan dasar umbi-
umbian. Dengan demikian, karakter rasa Pempek Ubi menjadi salah satu nilai jual utama yang
dapat dikembangkan.

Keberadaan Pempek Ubi juga memberikan manfaat besar dari sisi ekonomi karena
seluruh bahan bakunya termasuk ke dalam kategori bahan pangan murah yang mudah diperoleh
di pasar lokal. Harga ubi jauh lebih murah dibandingkan tepung tapioka, sementara ikan
sardencis juga memiliki harga yang relatif stabil di pasaran. Kondisi ini menjadikan biaya
produksi Pempek Ubi jauh lebih rendah dibanding pempek tradisional yang menggunakan ikan
tenggiri atau ikan gabus yang harganya jauh lebih tinggi. Pada situasi ekonomi yang tidak stabil,
ketika harga bahan pangan meningkat, produk ini dapat menjadi alternatif bagi masyarakat untuk tetap menikmati pempek dengan biaya yang lebih terjangkau. Hal ini memberi kontribusi
langsung terhadap ketahanan pangan masyarakat, terutama di daerah dengan tingkat pendapatan
menengah ke bawah. Dengan menekan biaya produksi, pelaku usaha juga dapat memperoleh
margin keuntungan yang lebih besar.

Bacaan Lainnya

Pos terkait