Anggota DPRD Babel, Edi Nasapta Meminta Maksimalkan RSUP Babel

Bagikan

TopBabel.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Edi Nasapta meminta untuk memaksimalkan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Babel.Hal ini disampaikannya, Senin (25/8/2025). 

Menurutnya rencana pembangunan rumah sakit jantung dan stroke yang diwacanakan oleh Pemerintah Provinsi Babel,  bukanlah menjadi prioritas utama, mengingat kondisi anggaran daerah saat ini, sangat tidak memungkinkan.

Edi Nasapta wakil Ketua II DPRD Babel, juga mendorong pemerintah daerah untuk lebih mengoptimalkan keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi ( RSUD) Soekarno Provinsi Babel yang sudah ada saat ini, dapat di maksimalkan dalam pengolahannya. 

“Saya memang agak sedikit berbeda pandangan dalam hal ini, sebab keberadaan RSUP Babel itu harusnya memang di fungsikan sebagai pusat rujukan seluruh provinsi se-Babel, semuanya harus ke RSUP Soekarno. 

Dikatakan Edi Nasapta, keberadaan rumah sakit milik pemerintah provinsi Babel, harus lebih dimaksimalkan untuk kepentingan melayani masyarakat.Bahkan seharusnya untuk ambulan saja jangan sampai ada yang menganggur di rumah sakit tersebut.

Dikatakannya, bahwa memang dengan adanya rumah sakit daerah tersebut semestinya lintas timur itu hidup, supaya anggaran itu dibuat disitu dan dikuatkan disitu seperti misalnya masyarakat bisa membuat keberadaan pasar kecil atau UMKM di sepnajang area menuju rumah sakit tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kita bisa melihat sendiri, bahkan tanpa campur tangan pemdapun seperti di jembatan emas itu, kalau malam-malam ramai dan masih ada orang jualan.Makanya sekarang cobalah dari Dinas Koperasi dan UMKM atau Dinas Pariwisata ambil tindakan, turun semuanya,” harap politisi Nasdem itu.

Edi Nasapta mendorong, agar RPJMD Babel ke depan harus lebih dimaksimalkan untuk meningkatkan sektor kepariwisataan.Jangan sampai justeru sektor yang satu tidak sesuai dengan arah kebijakan RPJMD yang sudah disetujui dewan sendiri yang sebenarnya konsen meningkatkan kepariwisataan di Babel.

Edi Nasapta katakan, kita yakin bahwa apa yang disampaikan ini adalah kritik membangun, sehingga harusnya pemda berterimakasih kalau dikritik demi perbaikan Babel, ujarnya.

Dimana kritik itu merupakan  langkah antisipatif, supaya gubernurnya juga lebih korektif terhadap eselon II dan eselon III.

“Kita ketahui untuk membangun sebuah rumah sakit jantung dan stroke, tentunya di butuh dana tidak sedikit.Mau buat rumah sakit jantung itu berapa biayanya, sedangkan untuk sekarang, bayar satu dokter saja kita sudah sulit,” ungkapnya. 

Selanjutnya Edi sampaikan  agar ketersediaan fasilitas di RSUP Soekarno yang ada, terutama yang selama sudah menerima penanganan kasus jantung dan stroke agar sebaiknya lebih dimaksimalkan. 

 “Dokter jantungnya jangan cuma satu, tapi kalau bisa dokternya banyak, sehingga bisa berganti.Makanya saya menilai kalau sekarang belum saatnya kita untuk memiliki rumah sakit jantung dan stroke. Lebih baik anggaran yang ada kita maksimalkan untuk mengemasi RSUP Soekarno supaya lebih bagus, tambah dokter-dokter ahlinya, jangan lagi ada dokter yang tidak profesional, bahkan pj.direktur rumah sakit rangkap jabatan juga di rumah sakit jiwa,” pungkasnya.(*)

Pos terkait