Momentum HUT RI ke-80, Prof. Udin Bersama Jamaah  Majelis Basyairul Khoirot Panjatkan Syukur, dengan Dzikir dan Doa

Bagikan

TopBabel.com -Suasana khidmat menyelimuti halaman Markaz Majelis Basyairul Khoirot, Jalan Melati, Gang Dahlia 7, Kelurahan Bukit Merapin, Pangkalpinang, Sabtu (16/08/2025). Ratusan jamaah dari berbagai kalangan hadir dalam tabligh akbar, dzikir, dan doa bersama memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Acara ini digelar oleh Majelis Ta’lim Basyairul Khoirot sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diberikan Allah SWT. Dzikir dipimpin langsung oleh KH. A. Syaehku, yang dalam tausiyahnya mengingatkan jamaah akan pentingnya zikir sebagai senjata orang beriman.

“Rasa syukur kita kepada Allah yang pertama adalah dengan zikir. Kalau kita ingat Allah, Allah pun akan ingat kita. Betapa banyak hajat kita yang diselesaikan dengan zikir, bukan hanya dengan mikir. Jadi daripada pusing, mari kita banyak-banyak berzikir,” pesan KH. Syaehku disambut takbir dan amin dari jamaah.

KH. Syaehku juga mengaitkan dzikir dengan kehidupan sehari-hari. Menurutnya, banyak persoalan bangsa, termasuk ekonomi masyarakat, bisa dicari jalan keluarnya dengan memperkuat ikatan spiritual kepada Allah SWT. “Kalau ada yang belum lunas hutangnya, atau hajatnya belum terkabul, jangan putus asa. Zikir adalah jalan kita untuk mengetuk pintu langit,” lanjutnya.

Kegiatan tabligh akbar ini juga diisi dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa, keberkahan negeri, serta kekuatan masyarakat dalam menjaga persatuan dan persaudaraan. Usai dzikir, para jamaah larut dalam suasana kebersamaan, saling bersalaman, dan menikmati hidangan sederhana yang disediakan panitia. Salah satu jamaah yang hadir, Prof. Udin, menyampaikan rasa syukur atas momentum ini. 

“Alhamdulillah, kita bisa memperingati kemerdekaan dengan cara yang menyejukkan hati. Doa dan dzikir ini bukan hanya bentuk syukur, tapi juga menjadi penguat semangat kita sebagai bangsa,” ujarnya singkat.

Bacaan Lainnya

Acara tabligh akbar ini sekaligus menjadi pengingat bahwa perayaan kemerdekaan tidak hanya dengan lomba rakyat, namun juga dengan menghidupkan nilai spiritual melalui doa dan dzikir bersama.(*)

Pos terkait