TPPO
TopBabel.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bersama Pemerintah Provinsi Babel, upayakan 60 warga Babel korban dugaan Tindak Pidana Prdagangan Orang (TPPO) asal Babel dapat pulang dan kumpul bersama keluarga kembali.
Ketua DPRD Provinsi Babel Didit Srigusjaya, Rabu (5/3/2025) di ruang kerjanya DPRD Babel mengatakan kita akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat.
“Saya minta kepada Kepala Dinas tenga kerja Babel, Bapak Elius Gani (yang hadir di DPRD) melakukan action (tindakan) ke pusat untuk mengetahui perkembangan keadaan 60 warga Babel.
Disampaikan Didit untuk sekarang ini, kita jangan melihat warga ini dari legal atau ilegalnya mereka, saat ini mereka warga Babel butuh penyelamatan, karena dalam hal ini mereka juga korban penipuan.
Tindakan kita sekarang bagaimana mereka bisa dipulangkan ke Indonesia dan pulang ke Babel bisa berkumpul dengan keluarga yang ada di Babel.
Disampaikan Didit, ia sangat prihatin dengan peristiwa ini, dan memahami, dimana keluarga para korban di Babel pada was-was dengan anak atau keluarganya yang belum bisa di pulangkan.
Dikatakan Didit Pemerintah daerah tidak boleh tinggal diam dengan persoalan ini, ada masyarakat Babel yang harus diselamatkan. Mereka minta di pulangkan, tidak bisa dibiarkan.
Disampaikan Didit, ia koordinasi dengan Pj Gubernur Sugito, terkait tindak lanjut untuk mendapatkan informasi pasti tentang 60 warga Babel tersebut.
Didit menyampaikan “Bahwa Hari Jumat, Kita ke Jakarta menemui Kementerian untuk menanyakan perkembangan kejadian yang menimpa warga kita. “Jika nanti kita sudah mendapatkan informasi pasti tentang kondisi dan keberadaan mereka”, pemerintah diminta mengundang keluarganya dan memberikan penjelasan kondisi 60 pekerja asal Babel tersebut, ujar Didit.
Sementara kepala Dinas tenaga kerja Provinsi Kepulauan Babel
Elius Gani menjelaskan mereka ini (warga Babel) tertarik berangkat keluar negeri untuk berkerja menuju ke kamboja, keberangkatan mereka ini tidak berarengan, namun informasi yang ada ada teman yang sudah berangkat duluan berkerja di Kamboja, selanjutnya mengajak teman dan saudara lainnya.
Dimana mereka telpon temannya yang ada di Babel, mereka saling memberi tahu temannya dan mengajak, jadi infonya didapat dari mulut kemulut, jelasnya.(*)